Breaking News

Viral Anak Terekam Nonton Video Porno, Begini Saran Psikolog Penanganannya


PSIKOLOGIPEDIA.COM - Baru-baru ini sedang viral seorang anak perempuan di bawah 10 tahun sedang menonton video porno, Jumat (16/3/2018).

Pada rekaman tersebut si anak duduk di samping orangtuanya di sebuah area publik, anak tersebut beberapa kali menengok ke belakang untuk memastikan tak ada yang mengetahui aksinya.

Sementara orangtua yang di sampingnya tak menyadari apa yang sedang ditonton anak, sibuk dengan aktivitasnya.

Tanpa disadari si anak, ada orang yang merekam aktivitas anak tersebut.

Pada rekaman tampak si anak menonton video yang tak sepantasnya, lelaki dan perempuan sedang beradegan tak senonoh.

Rekaman yang menjadi viral tersebut disesalkan oleh warganet, banyak yang menghujat perekam karena memilih merekam daripada memberitahu orangtua si anak.

Namun ada juga yang membela kalau dengan peristiwa ini jadi tanda awas bagi para orangtua lainnya untuk berhati-hati.

Banyak yang menduga orang dewasa pemilik smartphone yang dilihat si anak, menyimpan video porno dalam gadget itu lalu saat dipinjamkan ke anak, si anak tanpa sengaja membuka.

Hal ini kemungkinan telah menjadi kebiasaan dan akhirnya aktivitas ini terekam dan jadi viral di media sosial.

Bila jadi orangtua si anak, apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi hal ini.

Bagaimana cara menangani anak yang telah terpapar pornografi.

Seorang psikolog membeberkan ulasannya secara lengkap dan cara untuk menanganinya.

Mellissa Grace MPsi Psikolog memberikan sarannya terkait hal ini melalui akun media sosial miliknya.

Menurut mantan artis cilik ini, anak yang berusia di bawah 12 tahun masih berada dalam masa perkembangan baik dari sisi kognisi, sosial emosi maupun perilaku.

Secara naluri memiliki keingintahuan yang besar pada orang lain.

Anak-anak ini ingin tahu hal-hal baru, keingintahuannya sangat tinggi sesuai dengan perkembangan usianya.

Namun perlu diingat kala tak semua informasi dibutuhkan pada anak yang sedang berada di masa pekembangan tersebut.

Anak di umur itu belum bisa menyaring informasi, apa yang dilihat dan didengar.

Belum memiliki kematangan dalam memahami, kemampuan dalam pengambilan keputusan.

Perilaku anak tidak secakap dan sematang orang dewasa, maka perlu diingat bahwa orangtua tak hanya duduk di sebelah anak tapi benar-benar memonitor informasi-informasi yang didapat pada anak.

Apakah itu sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

Apa dampak psikologis anak yang sudah terlanjur terpapar pornografi?

Anak yang terpapar pornografi menurut Mellissa tak hanya mengalami kebingungan tapi juga trauma.

Hal ini berpengaruh pada perilaku seksual di masa mendatang, orientasi seksual, hubungan interpersonal, bagaimana memahami cinta, ketergantungan pada pornografi hingga penyimpangan seksual lainnya.

Nah yang lebih mengkhawatirkan lagi, anak yang telah terpapar pornografi berkemungkinan lebih besar menjadi korban kekerasan atau eksploitasi seksual contohnya pedofilia dibandingkan mereka yang tak terpapar pornografi.

Anak di bawah 5 tahun belum matang mengekspresikan pikirannya, ia mungkin terlihat baik-baik saja tapi ternyata memiliki trauma yang belum ia sadari dan si anak memang belum dapat mengungkapkannya.

Lalu apa yang harus dilakukan orangtua?

Mellissa menyarankan agar orangtua tetap tenang jangan memarahi anak secara berlebihan atau mengekspresikan emosi yang meledak-ledak.

Anak mungkin sepenuhnya belum paham informasi yang dilihat, jangan menghakimi tanyakan apa yang anak pikirkan rasakan setelah melihat tayangan tersebut.

Kemudian beri kesempatan pada anak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya tanpa anak merasa dihakimi.

Berikan rasa aman pada anak.

Cara selanjutnya adalah bawa konsultasi ke ahlinya ke psikolog anak agar mendapatkan penanganan intensif dari ahlinya.

Semoga bermanfaat. (Psikologipedia.com)

Tidak ada komentar